(Taiwan, ROC) – Untuk menunjukkan kebulatan tekad kembali sebagai partai yang mampu berkuasa, Ketua Umum Partai KMT, Wu Den-yih pada hari Sabtu tanggal 14 Juli memimpin kampanye bersama semua kandidat pemilu untuk setiap wilayah kota dan kabupaten. Wu Den-yih menyampaikan bahwa dalam masa kepemimpinan partai DPP selama kurun waktu 2 tahun terakhir ini, jika mengaitkan dengan masalah mempertahankan “Status Quo”, bisa dikatakan justru tengah berada dalam kondisi yang tidak bergairah, dengan ikut menurunkan jumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik, semua kondisi yang ada saat ini menggambarkan jika pemerintah hanya membuka cek kosong semata. Ia mengharapkan dalam pemilu kali ini bisa mendapatkan dukungan yang lebih banyak dari seluruh masyarakat. Sehingga kelak 2 tahun kemudian, baru memiliki kesempatan untuk merubah situasi dan mengembalikan posisi partai KMT sebagai partai berkuasa.
Dalam orasi yang dilakukan di dalam kegiatan kampanye tersebut, terdengar yel-yel berupa “Memajukan perekonomian, menjaga kehidupan. Sukses untuk partai KMT”. Kegiatan kampanye bersama, selain diikuti oleh kandidat Bupati Taitung ada kandidat walikota dan bupati untuk wilayah Taitung, April Yao, juga diikuti oleh 21 kandidat walikota dan bupati lainnya yang diusung oleh partai KMT. Dalam ajang kampanye juga disediakan 22 buah bacang dan bawang putih yang dibekukan, dimana tradisi ini adalah simbolis untuk penyemangat pemilu agar bisa menang terpilih.
Wu Den-yih mengatakan, “Saya ingat akan tahun 2010, takkala partai DPP ingin memberikan perlawanan sempat memberikan kata-kata kepada partai KMT yakni ‘Jika partai KMT tidak kalah, maka Taiwan tidak akan baik’. Kini kata-kata ini hanya perlu cukup dirubah beberapa kata saja, dan bisa menjadi sebuah trendi viral, yakni ‘Jika partai DPP tidak kalah, maka Taiwan tidak akan baik’.”
Dalam kata sambutannya, Wu Den-yih memaparkan jika meriam perang kini diarahkan kepada pemerintah partai DPP. Wu menjelaskan bahwa sebelum inaugurasi Tsai Ing-wen sebagai presiden, Tsai telah banyak memberikan janji dan harapan. Misalnya ingin mempertahankan status quo, namun cukup dengan melihat kondisi hubungan antar selat yang ada saat ini, pihak SEF dan ARATS malah justru kini tidak mampu mengembalikan jalinan hubungan seperti sebelumnya. Selain itu jumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik juga terus mengalami penurunan. Kondisi ini masih diperparah lagi dengan menumpuknya produk hasil panen yang tidak laku terjual, menjatuhkan harga jual di pasar dan jeritan protes dari para kaum buruh yang tidak diperhatikan.
Wu Den-yih juga menjelaskan jika pemerintah era partai DPP sempat mengatakan bahwa Taiwan setidaknya tidak akan kekurangan listrik untuk 10 tahun mendatang, tidak akan menaikkan harga listrik, hingga menyebutkan ‘Bangkitkan listrik dengan cinta’, dimana semua ini menunjukkan ketidakmampuan partai DPP semata. Wu merasa bahwa sudah saatnya bagi partai KMT untuk dapat bersatu, menepiskan semua keributan dan bersama melakukan hal yang positif, untuk itu dirinya berharap semua pihak dapat menyatukan kesepahaman dan merapat menjadi satu kekuatan.
Wu Den-yih menegaskan bahwa jika partai KMT mampu kembali berperan sebagai partai berkuasa, maka tentu akan mewujudkan gaya sikap pemerintah yang sederhana dan membangun kemajuan perekonomian, membangun hubungan yang damai dalam sosial masyarakat, mewujudkan stabilitas perdamaian dalam hubungan antar selat. Wu berharap semua lapisan masyarakat dapat memberikan partai KMT satu kesempatan, agar partai KMT bisa menciptakan kemakmuran dan kebahagiaan bagi Taiwan.
